DEFINISI PUBLIC RELATIONS

Definisi dari:

  1. Public                                                                                                                                                                                                                                                   Dari literature yang saya temui, ada yang mengatakan bahwa public jika dalam bahasa Indonesia berarti masyarakat. Hal ini tidak tepat, karena masyarakat sendiri dalam bahasa inggris dibedakan dari public. Masyarakat adalah society. Masyarakat dalam arti society lebih mengarah pada individu-individu yang saling berinteraksi dalam sebuah komunitas yang teratur dan hidup bersama. Masyarakat lebih luas ruang lingkupnya dari pada public. Masyarakat lebih teratur sedangkan public lebih spontan. Sehingga public sendiri lebih baik diartikan publik. Publik adalah sekelompok orang yang mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap suatu bidang atau persoalan tertentu.
  2. Relation                                                                                                                                                                                                                                      Relation adalah komunikasi yang dilakukan secara harmonis untuk membentuk suatu hubungan atau relasi antara suatu pihak dengan pihak lainnya yang biasanya saling menguntungkan.
  3. Public Relations                                                                                                                                                                                                                               Pendapat:
  • Cultip (2007), public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.
  • Betrand R. Canfield (1964), public relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan aturan seseorang atau organisasi demi kepentingan publik dan melaksanakan sesuatu program kegiatan untuk memperoleh pengertian dan penerimaan publik.
  • Otin Baskin(1997), public relations adalah fungsi manajemen yang membantu meraih tujuan organisasi, merumuskan filosofi dan memperantarai perubahan organisasi.

Sehingga public relations adalah kegiatan komunikasi yang terencana dan berkesinambungan yang dilakukan dalam rangka mempengaruhi dan meyakinkan publik untuk membantu meraih tujuan organisasi.

Lingkup tugas humas

Menurut Rosady Ruslan (1998) meliputi:

  1. Membina hubungan ke dalam (publik internal)                                                                                                                                                                  Dalam hal ini humas bertugas membina hubungan ke dalam organisasi agar terjalin hubungan yang harmonis. Misalnya dalam pendidikan, humas menjembatani komunikasi dua arah antara peserta didik, pendidik maupun karyawan.
  2. Membina hubungan ke luar(publik eksternal)                                                                                                                                                             Humas bertugas menumbuhkan sikap dan gambaran publik yang positif terhadap organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Misalnya dalam pendidikan, humas membina hubungan ke luar  dengan orang tua, alumni, masyarakat pengguna jasa dan media massa dalam membangun opini atau citra yang baik.

Menurut Morissan (2006) ruang lingkup pekerjaan humas yaitu:

  1. Publisitas yaitu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media massa. Publisitas lebih menekankan pada proses komunikasi satu arah, sedangkan humas adalah komunikasi dua arah. Publisitas merupakan salah satu alat dalam kegiatan humas, namun humas tidak akan dapat berbuat banyak tanpa publisitas.
  2. Pemasaran bertujuan untuk menarik dan memuaskan klien atau pelanggan dalam jangka panjang dalam upaya mencapai tujuan ekonomi perusahaan. Tanggung jawab utama pemasaran adalah membangun dan mempertahankan pasar bagi barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Proses hubungan antara perusahaan dan pelanggannya ini sering disebut dengan istilah marketing relations atau hubungan pelanggan.
  3. Public Affairs adalah bidang khusus publik yang membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas lokal agar dapat mempengaruhi kebijakan publik. Definisi ini menunjukkan bahwa terdapat dua pihak yang menjadi fokus perhatian public affairs yaitu pemerintah dan masyarakat. Organisasi atau perusahaan harus menjalin hubungan yang harmonis dengan pemerintah karena pemerintah mengeluarkan peraturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan.
  4. Manajemen Isu merupakan upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat kecenderuangan isu atau opini publik yang muncul di tengah masyarakat dalam upaya organisasi memberikan tanggapan atau respon yang sebaik-baiknya. Manajemen isu meliputi dua tindakan yaitu:
    1. Identifikasi awal terhadap isu yang memiliki potensi merugikan organisasi atau perusahaan
    2. Menanggapi isu untuk meminimalisir konsekuensi dari munculnya isu.

Tantangan/kendala yang dialami Humas dalam pendidikan adalah:

  1. Kurangnya sarana prasarana pendukung kegiatan humas
  2. Kurangnya tenaga atau staf yang memiliki keahlian kehumasan
  3. Karena kesibukan dari masing-masing bagian, maka koordinasi menjadi masalah bagi Humas. Jika koordinasi lemah, maka sosialisasi program-program pendidikan kepada masyarakat dapat mengalami keterlambatan.
  4. Salah satu tugas Humas pendidikan adalah membina hubungan ke luar, salah satunya adalah dengan wali murid. Dalam sebuah sekolah biasanya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat. Sehingga tidak mudah dalam menyamakan sebuah persepsi untuk diterima oleh seluruh wali murid. Padahal dukungan penuh dari wali murid sangat diperlukan untuk pembangunan sekolah dalam memperlancar program-program sekolah.
  5. Tindak lanjut yang diberikan kurang mendukung. Hal ini dikarenakan masyarakat mempunyai pikiran bahwa lembaga hanya ingin mendapat dukungan dari masyarakat untuk eksistensi lembaga tersebut. Lembaga memperoleh keuntungan sedangkan kebutuhan masyarakat tidak terpenuhi. Tujuan komunikasi yang tidak jelas akhirnya menyebabkan persepsi negative terhadap lembaga. Sehingga dapat menjadi sebuah PR lagi bagi humas (dukungan masyarakat lemah)
  6. Tidak adanya pengawasan yang baik. Pengawasan yang ada selama ini kebanyakan tidak berkesinambungan. Sehingga apa yang telah dilakukan humas jika tidak diawasi dengan baik maka hasilnya menjadi sama saja seperti keadaan semula. Pengawasan dalam hal ini sangat diperlukan untuk konsistensi kinerja.
  7. Tidak transparannya laporan yang diberikan oleh bagian keuangan dapat menyebabkan humas mengalami kesulitan-kesulitan dalam menghadapi kritikan dan pertanyaan dari masyarakat.

Humas dalam pendidikan menjadi kunci bagi lembaga pendidikan untuk:

  1. Membangun persepsi atau citra yang baik pada masyarakat dengan memberikan layanan informasi yang baik. Sehingga masyarakat sebagai salah satu stakeholder dalam pendidikan dapat berpartisipasi aktif untuk memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
  2. Mencari solusi dalam menyelesaikan masalah antar lembaga pendidikan dengan masyarakat. Dalam hal ini humas menjadi mediator dalam membantu pimpinan lembaga pendidikan dalam mendengarkan kritikan, saran, dan harapan masyarakat dan menjelaskan kepada masyarakat tentang informasi dan kebijakan dari pimpinan lembaga pendidikan
  3. Membantu mengatasi masalah yang terjadi pada lembaga pendidikan dengan memberi masukan kepada pimpinan.
  4. Melakukan strategi komunikasi yang baik dalam melakukan hubungan kerja sama dengan lembaga lain sehingga dapat memajukan organisasinya. Jika humas pada suatu sekolah dapat menjalankan tugas dan kinerja dengan baik misalnya menjalin kerja sama dengan dunia industri bagi SMK, maka dapat mendukung kualitas dan memajukan sekolah tersebut.

Sumber:

Suhardan, Dadang, dkk. 2008. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

http://blogs.unpad.ac.id/nadiasabrina/?p=26

http://brekelle.blogspot.com/2009/01/definisi-public-relation.html

http://elmisbah.wordpress.com/manajemen-humas/

http://goyangkarawang.com/2010/10/definisi-pengertian-public-relations/

http://id.shvoong.com/business-management/management/2133579-fungsi-peranan-ruang-lingkup-tugas/#ixzz1YmMnJxcM

http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2186722-pengertian-publik/

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/public-relation-definisi-fungsi-dan.html

http://kuliahkomunikasi.com/2009/12/definisi-public-relations2/

http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2008/01/definisi-public-relations.html

http://prelations.wordpress.com/

http://www.humas-setwan.com/2010/03/tugas-humas.html

http://www.ihs-indonesia.info/2009/05/basic-of-public-relations-pr.html lembaga/#ixzz1YmcftJYs

http://www.um.ac.id/news/2011/03/505/

PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK

1.      Pengertian Dinamika

Pengertian dinamika ketika dikaitkan dengan sebuah kelompok antara lain

  1. Slamet Santoso (2009: 5), dinamika adalah interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan.
  2. Kementrian Pertanian(t.t: 2) menyatakan bahwa dinamika adalah tingkah laku anggota satu dengan lainnya langsung saling mempengaruhi secara timbal balik atau proses berlangsungnya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain, anggota dengan anggota keseluruhan.

Maka dinamika adalah interaksi dan interpendensi secara timbal balik antara anggota satu dengan lainnya dalam kelompok.

 

2.      Pengertian Kelompok

Pengertian Kelompok Komponen
Kelompok adalah sejumlah orang yang saling berinteraksi, dan proses interaksi itulah yang membedakan kelompok dari perkumpulan (Bonner dalam Johnson, 2012 :8) – Interaksi
Kelompok adalah suatu sistem interaksi terbuka di mana tindakan-tindakannya menentukan suatu susunan sistem dan serangkaian interaksi mempunyai pengaruh yang sama pada identitas suatu sistem (Stodgil dalam Johnson, 2012 :8) – Interaksi
Kumpulan individu dimana perilaku dan kinerja satu anggota dipengaruhi oleh perilaku atau prestasi anggota lainnya (Gibson dalam Ardana, 2009: 43). – Saling bergantung
Sekelompok individu yang berbagi kesamaan yaitu saling bergantung dalam arti jika ada suatu peristiwa yang mempengaruhi seorang anggota maka itu juga akan mempengaruhi semua anggota (Fiedler dalam Johnson, 2012: 8) – Saling bergantung
Kumpulan individu yang berhubung satu sama lain sehingga membuat mereka saling bergantung sampai ke tingkat yang penting (Cartwirght dan Sander dalam Johnson, 2012: 7) – Interaksi- Saling bergantung
Kumpulan dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa sehingga perilaku atau kinerja dari seseorang dipengaruhi oleh perilaku atau kinerja anggota yang lain (Shaw dalam Ardana, 2009: 43). – Dua orang/lebih- Interaksi- Saling bergantung

 

Individu yang berkumpul menjadi dua orang atau lebih yang berhubungan untuk suatu tujuan dan yang menganggap hubungan tersebut berarti (Mills dalam Johnson, 2012: 7) – Dua orang/lebih- Interaksi- Tujuan
Kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk suatu tujuan tertentu yang dipahami bersama (Stoner, Freeman dan Gilbert dalam Sule, 2010: 281). – Dua orang/lebih- Interaksi- Saling bergantung

– Tujuan yang sama

Gabungan atau kumpulan dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai sasaran tertentu (Robbins dan Coulter dalam Ardana, 2009: 43). – Dua orang/lebih- Interaksi- Saling bergantung

– Tujuan yang sama

Sekumpulan orang-orang yang saling berinteraksi satu sama lain secara teratur selama jangka waktu tertentu, dan mereka beranggapan bahwa mereka saling bergantungan satu sama lain sehubungan dengan upaya mencapai sebuah tujuan umum (Winardi, 2007:263). – Interaksi- Periodisasi kumpul- Saling bergantung

– Tujuan yang sama

Sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain dengan bertatap muka atau serangkaian pertemuan, di mana setiap anggotanya mendapatkan kesan atau pandangan mengenai anggota lainnya dengan cukup jelas sehingga dapat pada saat itu atau nantinya, bertanya atau bereaksi kepada anggota lain sebagai individu, meskipun hanya mengingat bahwa orang tersebut pernah hadir (Bales dalam Johnson, 2012 :8) – Interaksi- Periodisasi kumpul- Persepsi keanggotaan

 

Suatu sistem yang tersusun dari dua orang atau lebih yang berhubungan sehingga sistem dapat menjalankan fungsinya, mempunyai serangkaian hubungan peran di antara anggotanya dan mempunyai serangkaian norma-norma yang mengatur fungsi kelompok dan tiap-tiap anggotanya (McDavid dan Harari dalam Johnson, 2012 :9) – Dua orang/lebih- Interaksi- Peran

– Norma

– Fungsi

Suatu kesatuan sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai lebih atau kurang status yang pasti, hubungan peran satu sama lain dan sejumlah nilai-nilai atu norma-norma mengenai peraturannya sendiri tentang perilaku tiap-tiap anggota, paling tidak dalam hal konsekuensi terhadap kelompok (Sherif dan Sherif dalam Johnson, 2012 :9) – Peran- Norma 
Sekelompok individu dimana seluruh keberadaanya dalam hubungan mereka penting dalam memuaskan kebutuhan tiap-tiap individu (Catell dalam Johnson, 2012:9) – Motivasi
Sejumlah orang atau benda yang bergabung secara erat dan menganggap dirinya sebagai suatu kesatuan (Webster dalam Rusmana, t.t:1) – Kesatuan
Sejumlah orang atau benda yang dianggap membentuk suatu kesatuan karena hubungan yang menguntungkan atau hubungan yang umum atau disusun bersama karena tingkat persamaan yang umum (Kamus Bahasa Inggris Oxford dalam Johnson, 2012:10) – Kesatuan- Hubungan yang menguntungkan

Maka kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai persepsi yang sama serta mempunyai norma, peran dan fungsi dalam kesatuan mereka selama jangka waktu tertentu yang berinteraksi, saling bergantung dan memotivasi antara satu dengan lainnya untuk membina hubungan yang saling menguntungkan demi tercapainya tujuan bersama.

3.   Pengertian Dinamika Kelompok

Menurut Kementrian Pertanian(t.t :5), dinamika kelompok merupakan metode dan proses yang bertujuan menumbuhkan dan membangun kelompok yang semula terdiri dari kumpulan individu yang belum mengenal satu sama lain menjadi satu kesatuan kelompok dengan satu tujuan, satu norma dan satu cara pencapaiannya yang disepakati bersama. –        Metode-        Membangun kelompok-        Satu tujuan, norma dan cara
Menurut Floyd D.Ruch (dalam Gunarsa, 2008:75), dinamika kelompok adalah analisa dari relasi-relasi kelompok sosial, berdasarkan prinsip bahwa tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari interaksi yang dinamis antara individu-individu dalam situasi sosial. –        Analisa-        Hubungan kelompok-        Interaksi dinamis

–        Situasi sosial

Jacobs, Harvill dan Manson (dalam Rusmana, tt:1), dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok –        Saling mempengaruhi-        Timbal balik-        interaksi
Benyamin B Wolman (dalam Rusmana, t.t:2), dinamika kelompok adalah studi tentang hubungan sebab akibat yang ada di dalam kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok, tentang teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude di dalam kelompok –        Hubungan sebab akibat-        Teknik mengubah hubungan interpersonal dan attitude
Santoso (2009:5), Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain –        Hubungan psikologis
Johnson (2012:4), dinamika kelompok adalah suatu lingkup pengetahuan sosial yang lebih berkosentrasi pada pengetahuan tentang hakekat kehidupan berkelompok. –        Pengetahuan sosial-        Hakekat kehidupan berkelompok
–        Pengetahuan sosial-        Analisa-        Hakekat kehidupan berkelompok

–        Hubungan kelompok

–        Interaksi

–        Saling mempengaruhi

–        Situasi sosial Membangun kelompok

–        Satu tujuan, norma dan cara

Dinamika Kelompok adalahPengetahuan sosial yang menganalisa hakekat kehidupan berkelompok dalam hubungan kelompok, interaksi, saling mempengaruhi dalam situasi sosial di kelompok untuk membangun kelompok dalam satu tujuan, norma dan cara pencapaian tujuan.

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Komang, dkk. 2009. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu

Gunarsa, Singgih D & Gunarsa, Ny.Singgih D. 2008. Psikologi Perawatan. Jakarta: Gunung Mulia

Johnson, David W & Frank P. Johnson. 2012.  Dinamika Kelompok: Teori dan Keterampilan. 9th ed. Jakarta: PT Indeks

Kementrian Pertanian. t.t. Modul Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Bagi Penyuluh Pertanian, (Online), (http://www.deptan.go.id/bpsdm/stpp-magelang/download/terampil_dinamika_peserta.pdf, diakses 5 September 2012)

Rusmana, Nanang. t.t. Konsep Dasar Dinamika Kelompok, (Online), (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/196005011986031-NANDANG_RUSMANA/Konsep_Dasar_Dinamika_Kelompok.pdf, diakses 5 September 2012)

Santosa, Slamet. 2009. Dinamika Kelompok. Jakarta:Buni Aksara

Sule, Ernie Trisnawati & Saefullah, Kurniawan. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana

Winardi, J. 2007. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana

KETERKAITAN DAN KONTRIBUSI MANAJEMEN STRATEGIK DENGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Keterkaitan dan Kontribusi Manajemen Strategik dengan

Manajemen Pendidikan

Pengertian manajemen strategic:

  1. Hadari Nawawi(2005), manajemen strategic adalah proses atau rangkaian kegiatan   pengambilan   keputusan   yang   bersifat   mendasar   dan   menyeluruh,   disertai  penetapan   cara   melaksanakannya,   yang   dibuat   oleh   manajemen   puncak   dan dimplementasikan   oleh   seluruh   jajaran   di   dalam  suatu   organiasasi,   untuk  mencapai  tujuannya.
  2. David (2003), manajemen strategic adalah ilmu tentang perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya.
  3. Hunger (2003), manajemen strategik adalahi serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja  dalam jangka panjang.

Jadi, Manajemen strategic adalah rangkaian kegiatan mulai dari perumusan, pelaksanaan hingga evaluasi keputusan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan kekuatan dan menciptakan peluang bagi organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian manajemen pendidikan:

  1. Biro Perencanaan Depdikbud (1993), manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.
  2. Pidarta (1988), manajemen pendidikan adalah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya
  3. Atmodiwirio (2000), manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Jadi, Manajemen pendidikan adalah serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan sampai pengawasan yang dilakukan dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Seorang manajer pendidikan dalam mengelola atau memanage pendidikan baik pada satuan pendidikan(sekolah) maupun pada institusi yang lebih tinggi(diknas) tidak akan terlepas dari fungsinya melakukan kegiatan manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan (POAC). Pendidikan merupakan sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan eksternal (IPolEkSosBudHankam). Sehingga pendidikan juga akan selalu mengalami perubahan dan berkembang. Untuk itu seorang manajer pendidikan harus mampu membuat perencanaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang tepat sasaran, memberi peluang agar tetap survive di masa depan dan mendukung tujuan pendidikan  itu sendiri. Maka manajemen pendidikan menggunakan manajemen strategis untuk membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih baik melalui pendekatan yang lebih sistematis, logis dan rasional dalam menentukan pilihan strategis. Jadi  manajemen strategis merupakan salah satu alat atau cara yang dapat mendukung manajemen pendidikan dalam mencapai tujuannya.

Kontribusi manajemen strategik dalam mendukung manajemen pendidikan adalah:

Rencana strategis dan rencana operasional yang dibuat oleh manajemen pendidikan dapat dikelola dan dikendalikan secara realistic serta tetap terarah pada tujuan organisasi
Manajemen strategic menunjang fungsi kontrol dalam manajemen pendidikan dengan menggunakan semua sumber daya yang dimiliki secara terintegrasi menuju proses yang efektif dan efisien.
 Manajemen pendidikan dapat memilih dan menetapkan strategi dengan pendekatan yang lebih sistematis, logis dan rasional sehingga dapat meminimalkan perbedaan dan mewujudkan kekuatan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
 Mempermudah manajemen pendidikan dalam melakukan perubahan atau pengembangan strategi dengan tetap sesuai dan tidak merubah keunggulan yang ada pada organisasi.
 Membantu manajemen pendidikan dalam mendorong perilaku proaktif semua pihak sesuai tupoksinya untuk ikut memperkuat keunggulan organisasi.
 Manajemen strategic menuntut pihak baik dalam organisasi, masyarakat maupun stakeholder lain untuk berartisipasi sehingga akan meningkatkan perasaan ikut memiliki, tanggung jawab  dan partisipasi.

Aplikasi manajemen strategis dalam manajemen pendidikan dapat dilihat ketika pembuatan RENSTRA yang dijabarkan menjadi RENOP  yang dapat dimulai dari:

  1. Pengamatan lingkungan baik internal maupun eksternal dengan analisis SWOT untuk memetakan posisi organisasi sehingga dapat diketahui apa yang harus dan dapat dilakukan organisasi untuk meningkatkan kualitas, mengembangkan organisasi dan mencapai tujuannya.
  2. Manajer pendidikan dapat merumuskan strategi-strategi yang tepat dengan mengacu pada tujuan pendidikan dan tujuan institusi/organisasi itu sendiri. Rumusan strategi ini berupa misi, tujuan, strategi, dan kebijakan.
  3. Manajemen pendidikan mewujudkan strategi dan dan kebijakannya dengan mengembangkan program, anggaran serta prosedur dengan tetap memperhatikan struktur, sumber daya dan budaya organisasi.
  4. Melakukan pengendalian terhadap kinerja dan melakukan evaluasi hasil kinerja sehingga diketahui tingkat keberhasilannya dan menemukan kelemahan-kelemahan dalam implementasi maupun perumusan strategi untuk dilakukan tindakan perbaikan-perbaikan.

Untitled

Organisasi pendidikan yang manajemen pendidikannya mampu menerapkan manajemen strategik akan memiliki keunggulan:

Untitled2

DAFTAR PUSTAKA

Hunger, J. David dan Wheleen, Thomas L. 1996. Manajemen Strategis. Edisi Kedua. Terjemahan oleh Julianto Agung. 2003. Yogyakarta: Andi.

Nasution, Ahmad Sanusi. 2008. Manajemen Strategi dan Operasi di Bidang Pendidikan, (Online), (http://sanoesi.wordpress.com/2008/10/14/manajemen-strategi-dan-operasi-dibidang-pendidikan/, diakses 22 Februari 2012)

Sardjana, Djadja. 2010. Pengembangan Ilmu Manajemen, (Online), (http://edukasi.kompasiana.com/2010/03/19/pengembangan-ilmu-manajemen-pendidikan/, diakses 22 Februari 2012)

Siswanto. 2007. Konsep Manajemen Strategik sebagai Paradigma Baru di Lingkungan Organisasi Pendidikan, (Online), (http://paksisgendut.files.wordpress.com/2007/11/manajemen-strategik-sebagai-paradigma-baru.pdf, 22 Februari 2012)

Sudrajat, Akhmad. 2008. Manajemen Sekolah, (Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/, diakses 23 Februari 2012)